Menerima Jasa Desain Rumah, Desain Interior, RAB, dan Lukisan Mininimalis. Jika Berminat HUB. 0852-5548-8091 --

------------------------------------------------------------------------------------


Menerima Jasa Pemasangan Iklan Usaha Di Blog Kami Jika Berminat Hub 085 255 488 091


Breaking News

Jumat, 26 Desember 2014

Tentang Arsitekrur Prilaku

       Dalam beberapa dekade belakangan ini, hubungan antara perilaku  manusia  dan  lingkungan  fisik telah menarik perhatian para peneliti ilmu sosial ataupun para profesional di bidang perancangan arsitektur,  perencanaan kota, regional,dan lanskap.
      Kata perilaku   menunjukkan   manusia  dalam  aksinya, berkaitan dengan semua aktivitas manusia secara flsik; berupa interaksi manusta dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya. Di sisi lain, desam arsitektur akan meng­ hasilkan suatu bentuk fisik yang bisa dilihat dan bisa dipegang. Karena itu, hasil desain arsitektur dapat menjadi salah satu fasilitator terjadinya perilaku, namun juga bisa menjadi peng­ halang terjadinya perilaku.
Kebiasaan  mental dan sikap perilaku seseorang  dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya.' Drucker  (1969) mengindikasikan bahwa "sebagian  besar yang kita lihat adalah sesuatu yang ingin kita lihat." Sementara Von Foerster (1973) menulis bahwa "apa yang kita bentuk dalam pikiran, itulah realitas yang kita per­ hitungkan." Namun, realitas itu tidak selalu seperti yang di­ mgmkan. Apa yang dibayangkan dalam imajinasi  arsitek pada proses perancangan mungkin akan menghasilkan akibat yang berbeda  pada saat atau setelah proses penghunian.

Penandaan    lingkungan   yang  dilakukan   arsitek  melalui karyanya  dapat  diinterpretasikan   secara  berbeda   oleh  para penggunanya.   Misalnya,  bangunan   yang  dirancang   dengan dinding  kaca,  pintu  kaca,  tanpa  tanda-tanda  apa pun,-yang diharapkan  arsitek dapat membentuk  kesan ruang dalarn yang luas, atau membentuk  kesan bersatu dengan  ruang luar tanpa batas-,  telah mengakibaikan puluhan ribu orang terluka karena membentumya.  Akibat ini tentu bukan merupakan akibat yang diharapkan oleh arsitek perancangnya.
Rancangan yang dianggap balk oleh perancang, mungkinsaja diterima penggunanya sebagai lingkungan yang dingtn, membosankan, bahkan tidak ramah. Oleh karena itu, dibutuh­ kan perpaduan  antara imajinasi dan pertimbangan aka! sehat dart arsitek. Setiap kali merancang, arsitek membuat  asumsi­ asumsi    tentang  kebutuhan   manusia,  membuat   perkiraan aktivitas dan atau perkiraan bagaimana manusia berpenlaku, bagaimana  manusia bergerak dalam lingkungannya Kemudian, arsitek memutuskan bagaimana lingkungan terse but akan dapat melayani manusia pemakai sebaik mungkin. Yang harus dtper­ timbangkan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional, rasional, ekonomis,  dan dapat dipertanggungjawab­ kan, tetapi lingkungan juga harus dapat mengakomodasi ke­ butuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk ber­ sosialisasi dengan sesama, Dengan  premis  dasar bahwa  perancangan  arsitektur di­ tujukan untuk manusia maka untuk mendapaikan perancangan yang baik arsitek perlu mengerti apa yang menjadi kebutuhan manusia. Atau dengan perkataan lain, mengerti perihal perilaku manusia dalam arti luas.Beragam contoh yang ada di sekitar kita memperlihatkan bagaimana  akibat dart  desain yang kurang memperhatikan perilaku  para  penggunanya  Misalnya, meningkatnya biaya pemeliharaan,  rusaknya  fasilitas, atau  bahkan  mubazirnya fasilitas karena tidak digunakan seperti yang diprediksikan oleh arsitek dalam perancangannya.  Hal ini terjadi antara lain karena persepsi  pengguna  kurang  diperhatikan  dalam  proses  pe­ rancangan. Untuk itu, kita perlu memahami kebutuhan dasar manusia dan bagaimana hubungan antara desam arsitektur dan perilaku manusia.
   

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Designed By VungTauZ.Com