Suatu hari
ada seorang anak bernama sunaryo yang menjadi siswa baru di SDN ternama di Palopo Selama aryo (sunaryo) duduk di bangku sekolahan, aryo
tidak pernah mengikuti upacara bendera setiap senin diadakan oleh sekolah. Sesampainya
naik kelas 3 gurupun menyadarinya bahwa anak ini sering terlambat pas diadakan
upacara bendera, seorang guru sekolah tersebut akhirnya menemui aryo, sebut
saja Pa budi selaku wali kelasnya sekaligus kepala sekolah,
Pa Budi : aryo sini kamu ..
aryo : iya Pa, Ada Apa yahh pak ?
Pa Budi : (sambil marah)ada apa, ada apa,, pakai Tanya lagi, kamu n’ga sadar apa.
setiap upacara bendera kamu n’ga pernah nongol di upacara, emang kamu ini n’ga
suka upacara ?
aryo : suka pak
pa Budi : trus knp kamu n’ga pernah ikut upacara bendera ?
aryo : anu pa, saya sering telat bangun tidur pa
pa budi : apa.. telat bangun tidur, kamu ini banyak alasan, dari masuk sekolah
sampai sekaran kamu ng’a pernah sekalipun upacara bendera, dasar anak malas.
aryo : (menunduk) maaf.
pa budi : ingat yah aryo, besok hari kemerdekaan kita, kamu harus wajib hadir, kamu
saya akan keluarkan dari sekolah jika tidak ikut upacara.
aryo : baik pa.
kessokan harinya pa Budi melakukan upacara bersama siswa lainya disekolah, se
usai sekolah pa budi bertanya kepada salah satu teman dekat sekaligus teman
sekelas aryo, sebut saja EDI.
Pa Budi : Edi, kamu lihat aryo N’ga.
Edi : Tidak pa.
Pa Budi : ohh, iya makasi ya nak.
Edi : sama
sama pak.
Kesokan
harinya aryo datang ke sekolah. Pas di gerbang aryo pun di telah ditunggu oleh
pa budi. dengan marah pa budi langsung memarahi aryo habis habisan di depan
umum.
Pa Budi : aryo sini, ayo sini, dasar anak kurang ajar
Aryo : maaf Pa, maaf
Pa Budi : (sambil marah) Maaf maaf Maaf, lagi lagi kamu ngucapin itu, sudah
tidak ada kata maaf hari ini, Dulu para
pahlawan kita mengorbankan nyawanya untuk mengibarkan bendera putih, sedangkan
kamu hanya diminta untuk upacara bendera saja tidak mau, apa kamu tidak tau
malu pada para pendahulu kita, dasar anak kurang ajar (sambil memukul aryo)
Aryo hanya bisa menangis dan diam ketika dimarahi oleh Pa sekolah,
Pa Budi : ingat Aryo, Besok kamu n’ga usah sekolah, karena besok saya akan
kirim surat ke rumahmu. (dengan ucapan Keras) Sekarang kamu PULANG. Lang... Lang...
Aryo-pun pulang.
Kesokan harinya, Aryo benar-benar tidak datang ke sekolah. setelah 1 minggu
aryo tidak datang kesekolah, Pa Budi pun merasa ibah atas perbuatanya, dan
ingin menemui keluarga aryo atas kelakuan aryo di sekolah
EDI selaku
teman dekat aryo mengantar Pa Budi kerumahnya. Ketika di perjalanan Pa Budi
bertanya kepada Edi
Pa Budi : Edi, apa ini jalan kerumah aryo ?
Edi : iya Pa, ini jalan ke rumah aryo.
Pa Budi : jalannya sempit sekali yahh.
Edi : iya Pa, disikan lorong Tikus.
Pa Budi : kenapa disebut lorong Tikus ?
Edi : Karena disini konon katanya ketua RT-dan RWnya tergolang Tikus-tikus
berdasi,
Pa Budi : hahahaa. Kamu ini…
Edi : Haha, oh iya Pa , itu Rumah Aryo.
Ketika melihat rumah itu pa Budi langsung tidak percaya aryo tinggal di rumah
yang hanya berdiding jerami yang sudah
lapuk. Kemudian Pa Budi pun masuk ke rumah tersebut, dan menemui seorang kakek
dengan kaki pincang matanya rabun dan buta sebelah. Sebut saja Mbah Suryo
Pa Budi : Assalamu’alaikum ?
Mbah Suryo : Wa’alaikum salam, siapa ?
Pa Budi : Maaf Mbah, Saya Guru sekolah Aryo
Mbah Suryo : ooh,, Ada apa yah Na’ ?
Pa Budi : cuman ingin menemui Aryo Pa. (sesembari Ingin menyumbinyikan masalah),
Mbah Aryo : di lagi keluar beli beras akik (Beras Bekas) untuk kami makan
mendengar kata beras akik Pa Budi semakin marasa bersalah terhadap aryo
Pa Budi : Maaf Mbah kalau boleh tau kenapa kaki dan mata mbah bias begitu ?
Mbah Suryo : ohh iya Na’, ini bekas waktu semasa indonesia perang dengan
penjajah.
Pa Budi : Ternyata mbah ini salah satu pejuang bangsa. Kenapa bapak tinggal di
rumah seperti ini.
Mbah suryo : saya sendiri juga tidak tau Na’, kenapa hidup kami begini. Dulu kami
berperang demi meraih kemerdekaan dari penjajah. Tapi kenapa yah sekarang Indonesia
menjajah rakyatnya sendiri. Saya memang tidak punya pendidikan, tapi saya rela
mati demi kesejatraan rakyak, karena saya tak rela kalau semua rakyat Indonesia menderita.
Ketika saya mendengar kata Indonesia merdeka di berita, itu hanyalah kebohongan,
anakda lihat sendiri dimana-mana rakyat
banyak yang mati kelaparan atau kemiskinan, sedangkan beberapa pemerintah hanya
memperkaya dirinya, apalagi sekarang mereka patuh kepada asing. Dimana-mana
kekayaan alam kita dikuasai. Padahal kami memperjuangkan itu untuk dinikmati
olek rakyat Indonesia. Yang namanya merdeka adalah suatu makna dimana semua
warga bangsa Indonesia itu sejahtra. Tapi itu tidak terjadi sekaran. Mungkin mata
ini tidak bisa lagi menagis, tetapi hati ini selalu ingin menagis, dan selalu
ingin menangis ketika saat ini Indonesia mengatakan Merdeka.
mendengar kata-kata Mbah suryo, Pa Budi-pun menagis dan Diam seribu Bahasa. Pada
saat itupun Pa budi menyadari kenapa aryo tidak mengikuti upacara bendera
selama ini.
5 menit kemudian aryo datang dan heran kenapa pa Budi datang sambil menagis dirumahnya
Pa Budi : Aryo, bapa minta maaf, selama ini bapa salah menilai kamu.
Aryo : iya Pa, Maafkan aryo juga selama ini tidak ikut upacara.
Pa Budi : Iya Aryo, n’ga Apa-apa. Saya sudah sadar kenapa kamu tidak ikut
upacara selama ini. Besok, pakai baju sekolah lagi yahh, kamu n’ga usah ikut
upacara, karena bapa kasi kebebasan untuk kamu untuk tidak ikut upacara, ingat kamu
harus giat belajar menjadi talent bangsa yang yang diakui suatu hari nanti,
agar kamu bisa menjadikan bangsa ini merdeka sesungguhnya. Bukan MERDEKA yang
dimanupulasi.