Doa merumakan amalan spritual yang diambil berupa bagian ayat-ayat alqur'an, mustajab, hizb, dan lainnya, dimana ketika sesorang berdoa berharap ridho atau restu Allas SWT dalam memenuhi permintaan dalam berbagai keperluan tertentu. Doa (dalam bahasa Arab) berarti membaca, meminta hajat dan memohon pertolongan. Terkadang juga diartikan secara mutlak yaitu membaca. Doa menurut istilah adalah memohon hajat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, kata doa dan kata-kata jadiannya (musytaq) itu digunakan sebanyak 13 makna yang berbeda-beda, di antaranya adalah membaca, berdoa, meminta kepada Allah Ta'ala, memanggil, mengajak kepada sesuatu atau kepada seseorang, memohon pertolongan dan bantuan, beribadah dan lain sebagainya. Allah memerintahkan kita berdoa bukan Alloh tidak tahu akan kebutuhan kita, melainkan supaya jelas posisi kita sebagai hamba dan Alloh Pencipta.Oleh karenanya orang yang tidak mau berdoa disebut sebagai orang yang takabur. Karena dia tidak merasa dirinya hamba dan Alloh yang berkuasa. Dan agar kita benar-benar berada dalam posisi yang tepat sebagai makhluk yang diciptakan Alloh. Kegagalan seseorang adalah ketika dirinya merasa hebat sedangkan dirinya tidak merasa sebagai hamba Alloh.
Keutamaan Berdoa
Doa adalah ibadah yang paling mulia di Sisi Allah Ta'ala. Hal ini berdasarkan dalil hadist dari Rasulullah SAW yang berbunyi : dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah )
Doa Menunjukkan Tawakal Kepada Allah. Hal itu dikarenakan orang yang berdo’a dalam kondisi memohon pertolongan kepada-Nya, menyerahkan urusan hanya kepada-Nya bukan kepada yang lain-Nya. Sebagaimana juga berdoa adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah dan bentuk pemenuhan akan perintah-Nya. Jadi doa, berusaha berikhtiar dan pada akhirnya tawakal kepada Allah adalah merupakan bagian satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Kemurkaan Allah kepada orang yang meninggalkannya . Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268]. Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : "Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". [Fathul Bari 11/98] Meminta kepada Allah dapat menjadi sebab dicintainya seorang hamba, namun ketika meminta kepada hamba, belum tentu ia akan dicintai atau bahkan permintaannya tidak dikabulkan.
'Doa mampu menolak takdir Allah. Berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]. Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura'atul Mafatih 7/354-355]. Ketika takut akan takdir yang buruk, hendaknya seseorang berdoa meminta keselamatan agar tidak terjadinya takdir yang ia takuti, misalnya saat memilih keputusan yang ia tidak ketahui akibatnya apakah baik atau tidak baginya.